Allah adalah Tuhan kita satu-satunya. Allah pun dalam
Al-Qur'an mengatakan bahwa "Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya
segala sesuatu" (QS 112:2). Dalam surat al-Fatihah kita pun berseru,
"Iyyaka Na'budu wa Iyyaka Nasta'in" (Hanya kepada-Mu lah kami
menyembah dan hanya kepada-Mulah kami mohon pertolongan). Karena itu, kalau ada
orang yang mengaku bahwa Allah itu Tuhannya lalu ia tak mau berdo'a maka pantas
kalau kita sebut orang tersebut orang sombong. Bukankah Allah telah berfirman,
"Berdo'alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu" (QS 40:60).
Betulkah setiap do'a akan dikabulkan oleh Allah? Boleh jadi
ada diantara kita yang telah berdo'a sesuatu namun tak kita rasakan hasil dari
do'a tersebut.
Pertama, harus disadari bahwa kita ini "hamba"
sehingga tak berhak memaksa Allah. Kita yang membutuhkan Allah; bukan
sebaliknya.
Kedua, Allah lebih tahu apa yang terbaik buat kita. Boleh
jadi, sebuah do'a yang kita minta bila dikabulkan oleh Allah justru
ujung-ujungnya dapat menimbulkan kesulitan dalam hidup kita atau mungkin Allah
punya ketentuan lain yang tak kita ketahui.
Sebagai contoh, Nabi Nuh berdo'a agar anaknya diselamatkan
dari banjir dahsyat, Tuhan tidak mengabulkannya dan bahkan menegur Nabi Nuh
sehingga Nabi Nuh pun berdo'a: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung
kepada Engkau dari memohon sesuatu yang aku tidak mengetahui (hakekatnya) dan
sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan (tidak) menaruh belas
kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang rugi." (QS
11: 47) Allah Maha Tahu, maka do'a kita kadang kala bukan tak dikabulkan tapi
ditunda waktunya, atau malah diganti dengan yang lebih baik. Wa Allahu A'lam.
Ketiga, sudah seberapa jauh usaha kita untuk
"meminta" dan "memelas" pada Allah. Nabi Zakariya sendiri
telah puluhan tahun berdo'a namun belum dikabulkan Allah. Tapi berbeda dengan
kita yang cenderung tak sabar, Nabi Zakariya berkata, "Ya Tuhanku,
sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku
belum pernah kecewa dalam berdo'a kepada Engkau, ya Tuhanku." (QS 19:4)
Begitulah sikap kita seharusnya: jangan pernah kecewa dalam
berdo'a. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa "Aku ini bagaimana persangkaan
hambaKu saja..." Maksudnya, kalau kita dalam berdo'a belum-belum sudah
beranggapan bahwa do'a ini tak akan dikabulkan, yah begitulah jadinya. Insya
Allah kita selalu berbaik sangka dan tak pernah kecewa dalam berdo'a.
Dalam berdo'a kita diminta untuk berharap-harap cemas (QS
21:90). Artinya, kita berharap do'a kita akan dikabulkan, namun disisi lain
kita juga cemas kalau-kalau do'a ini tidak dikabulkan. Gabungan perasaan inilah
yang menjadi etika dalam berdo'a.
Kita tidak terlalu yakin pasti akan dikabulkan, namun juga
tidak putus asa. Etika lainnya adalah kita diperintahkan berdo'a dengan
merendahkan diri dan dengan suara yang lembut (QS 7:55). Kalau kita jalani
etika berdo'a ini insya Allah hati kita akan tergetar dan seringkali tanpa
sadar air mata menggantung di pelopak mata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar