Senin, 17 Desember 2012

Pengaruh Stress Bagi Tubuh kita



Kelola tingkat stress Anda. Stres yang berkepanjangan membuat kondisi tubuh tidak baik. Bahkan, banyak system tubuh Anda akan merasakan efek samping dari stress. Agar Anda dapat waspada, perhatikan pengaruh stres bagi sistem di tubuh seperti dikutip dari She Knows berikut ini:
  • Saraf. Stres membuat saraf simpatik otak memberikan sinyal pada kelenjar adrenal untuk mengeluarkan beberapa zat kimia kimia. Misalnya epinefrin (adrenalin) dan kortisol. Kalau zat ini jumlahnya berlebihan bisa merusak memori dan konsentrasi. Bisa pula menyebabkan depresi.
  • Endokrin. Hormon stres dapat menyetimulasi liver untuk menghasilkan gula darah yang berlebih. Kalau ini berlangsung dalam jangka lama, dikhawatirkan menyebabkan penyakit diabetes tipe 2.
  • Pernapasan. Orang yang stress seringkalia bernapas lebih cepat, merasa napas berat, hingga sesak. Jika terbiasa dengan kondisi ini, membuat Anda lebih gampang kena infeksi saluran pernafasan atas.
  • Kardiovaskular. Orang diserang kecemasan atau stress, kerap merasakan detak jantung lebih cepat. Tekanan darah ikut naik. Inilah salah satu faktor pemicu serangan jantung, penyakit jantung, hingga stroke. Jika Anda pemilik kolesterol tinggi, peluang terkena penyakit tersebut semakin tinggi dengan menyempitnya pembuluh darah.
  • Reproduksi. Buat wanita, stress dapat memperpanjang atau memperpendek siklus menstruasi Anda. Bisa pula membuatnya berhenti sama sekali, atau mengalami haid yang lebih menyakitkan. Selain itu, bakteri vaginosis yang menyerang selama kehamilan saat Anda stres, dapat meningkatkan potensi bayi mengalami asma atau alergi di kemudian hari.
  • Kekebalan tubuh. Stres jangka pendek dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dalam memerangi berbagai infeksi. Tapi, kalau stres sudah keterlaluan, bisa memperlambat penyembuhan luka, rentan terhadap infeksi, dan memburuknya kondisi kulit. Misalnya terkena eksim, gatal-gatal, dan jerawat.
  • Pencernaan. Stres dapat menganggu pencernaan. Misalnya mengakibatkan mulut kering, gangguan pencernaan, mual, gasthritis, dan merangsang otot-otot usus. Kadang dapat menyebabkan diare atau sembelit. Kalau keadaan sudah kronis, meningkatkan risiko iritasi usus, mulas parah, dan bisul.
  • Muskuloskeletal. Stres juga membawa pengaruh pada otot. Stres berkepanjangan menyebabkan sakit kepala dan leher, bahu, dan nyeri punggung. Dalam keadaan kronis memicu osteoporosis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar